29 August 2012

Sering Ku Lupa

Sering ku lupa bahwa  menjadi pemimpi itu tak mudah.
Sering ku lupa bahwa risiko menjadi pemimpi itu adalah mewujudkan mimpi itu.
Sering ku lupa bahwa mewujudkan mimpi itu perlu usaha yang sama sekali tidak sedikit dan butuh kesungguhan serta kesanggupan hati.
Sering ku lupa bahwa terkadang aku dibuat takut dengan adanya mimpi-mimpi yang sering melebur menjadi khayalan hingga tak lagi bisa kulihat batasnya.
Sering ku lupa bahwa khayalan dan impian itu berbeda. Terkadang aku menyamakannya hingga bingung harus bagaimana.
Sering ku lupa bahwa terlalu banyak berkahayal itu tidaklah baik. Dimanjakan oleh khayalan-khayalan tak masuk akal, tiada mungkin terwujud.
Sering ku lupa untuk menggapai segala impian yang telah kurencanakan. Terlena oleh hal-hal tak berguna yang diberi label 'anak gaul harus kayak gini, man!'
Sering ku lupa bahwa dunia ini tak melulu soal kesenangan walau kita remaja. Remaja tetap harus punya banyak mimpi yang akan diperjuangkan dengan sungguh-sungguh. Sehingga kelak dari kalangan remaja saat ini dapat muncul orang-orang hebat yang akan menggenggam dunia.
Sering ku lupa bahwa aku pemuda. Dunia ada di tangan kita, hai para pemuda! Agent of Change, itulah kita.

Sering ku lupa bahwa cinta itu ada.
Sering ku lupa bahwa cinta itu abadi.
Sering ku lupa bahwa cinta itu selalu mengiringi langkahku.
Sering ku lupa bahwa cinta itu tak sebatas dan sesempit yang aku pikirkan.
Sering ku lupa bahwa cinta itu adalah anugerah dariNya. Tak sebatas cinta antara perempuan dan laki-laki.
Sering ku lupa bahwa kasih dan sayang orangtua adalah sebentuk cinta yang selalu ada.
Sering ku lupa bahwa cinta Tuhan pada kita adalah sebentuk kasih sayang yang luar biasa dan tak ternilai harganya.
Sering ku lupa bahwa aku harus terus bersyukur dengan hidup ini.
Sering ku lupa bahwa aku sudah beruntung hidup seperti ini. Dibanding dengan mereka yang tidak seberuntung aku.
Sering ku lupa bahwa senyuman tak melulu pertanda baik. Terkadang senyum palsu mudah dibuat.
Sering ku lupa bahwa meskipu senyuman tak selalu pertanda baik, namun mendapatkan senyuman yang tulus adalah kebahagiaan yang tak ternilai harganya.
Sering ku lupa bahwa membuat orang tertawa adalah bahagia. Secara otomastis, bibir ini pun akan melengkung ke atas dengan sempurna membentuk senyuman.
Sering ku lupa bahwa makna dibalik kata "terima kasih" itu sangatlah indah. Terkadang, hatiku bergetar mendengar ucapan "terima kasih" yang diucapkan secara ikhlas dari hati sang penutur.
Sering ku lupa untuk mengucapkan "terima kasih" kepada kalian yang telah memberikan kebahagiaan-kebahagiaan kecil dalam hidupku. Sekarang, aku bisa bahagia karena ada kalian. Terima kasih.

Di atas seprai kotak-kotak, 29 Agustus 2012,

Ninis Prabaswari

No comments:

Post a Comment