17 May 2014

Kontemplasi Malam Hari

Saya.... sudah sampai di penghujung masa SMA. Malam ini barusaja saya menonton pentas teater yang diadakan oleh teater sekolahku. Judul pentasnya nya A Midsummer Night's Dream karya Shakespeare. Di penghujung pentas saya benar-benar takjub dengan apa yang baru saja ditampilkan di hadapan saya. Benar-benar sebuah pentas yang sangat epik hingga membuat tertawa terpingkal-pingkal. Berkali-kali saya dibuat bertepuk tangan keras-keras karen saya kagum sekali dengan pentas ini. Begitu juga dengan pentas-pentas sebelumnya.
Saya jadi teringat dua tahun yang lalu.Pertama kalinya kami terjun ke dunia event seperti ini. Kami mulai dengan merintis event secara mandiri. Begitu banyak kenangan selama tiga tahun ini. Saya sangat bersyukur bisa bersekolah disini. Saya sangat bersyukur mengenal teman-teman seangkatan saya sekarang ini. Kami menjadi dewasa bersama.
Kadang saya rindu dengan acara kumpul-kumpul-hingga-sore-hari-di-sekolah. Saya rindu dengan arah topik pembicaraan yang tidak jelas. Atau terkadang membicarakan event yang akan dihadapi di depan mata. Saya rindu saat-saat seperti itu.
Mungkin 10, 20, atau 50 tahun lagi kami kembali berkumpul. Reuni di sebuah tempat. Tertawa mengenang hal-hal kocak masa lalu. Bisa juga memuji satu sama lain karena sudah sukses. Atau saling mengevaluasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi. Tapi setidaknya kami tahu bahwa kami pernah saling mengenal dan saling bekerja sama. Ketika nanti kami sudah beranak-cucu dengan bangga akan aku ceritakan tentang masa-masa indah ini.
Terimakasih untuk tiga tahunnya.

20 January 2014

2014

Tahun 2014 menjadi semacam tahun penentuan untukku dan teman-teman seperjuangan di seluruh Indonesia. Mulai sering membayangkan kuliah nanti kami akan seperti apa, mau kuliah apa, apa saja kegiatan seorang mahasiswa, dan mungkin ada yang sudah berpikir setelah lulus kuliah mau bekerja seperti apa.
Hal-hal seperti ini mengasyikkan sekaligus menantang atau lebih pas disebut thrilling. Jujur, kalau boleh mengaku aku takut sekali dengan segala ujian yang akan aku hadapi didepan. Siapa sih yang nggak takut? Tapi membayangkan bagaimana kehidupan kita setelah kita kuliah di universitas yang kita inginkan itu lebih mengasyikkan. Dan terkadang membayangkan itu mengalahkan ketakutanku.
Aku tahu mungkin sebagian dari kita, hai teman-teman seperjuangaku, akhir-akhir ini merasa telah membuang-buang masa SMA dengan percuma. Begitu juga aku. Rasanya pengen selimutan di kasur dan lari dari kenyataan aja kalo udah ngeliat sejarah nilai sepanjang SMA. 
Tapi aku tahu aku bakal menyesal seumur hidup kalo aku nggak memperjuangkan cita-citaku. Kalau aku berhenti sekarang rasanya kok terlalu pengecut. Terlalu cepat menyerah. Dan membayangkan itu di masa depan membuatku bergidik ngeri sendiri. Mau nggak mau aku harus tetap belajar dan mengejar semua ketertinggalanku. Daripada menyesal di akhir, bukannya lebih baik berjuang sekarang?
Aku nggak sanggup aja membayangkan wajah kedua orangtuaku yang kecewa melihat anaknya gagal. Semacam udah ada perjanjian tidak tertulis anatara seorang anak dengan kedua orangtuanya bahwa si anak harus menjadi anak yang membanggakan bukan? Jujur, ketakutan terbesarku adalah orangtuaku nggak bangga sama aku. 
Bismillah, semoga di2014 banyak kabar membahagiakan :)