24 September 2011

Keluar Dari Zona Nyaman

Aku bangun di pagi hari dan melihat semburat sinar berwarna kuning keemasan menembus tirai jendela kamarku. Kicauan riang burung-burung mulai terdengar. Disusul dengan bunyi ayam yang berkokok. Ah, pagi yang indah. Haruskah aku keluar dan bersiapa untuk melakukan semua kegiatanku hari ini?
Aku tak segera bangkit dari kasur empuk yang sudah menahan berat tubuhku selama 4 jam terakhir. Bergelung dalam selimut yang hangat ternyata mampu membuat perasaan ini lebih baik. Aku melihat handphone-ku yang teronggok di sisi bantalku. Keningku berkerut. Mengapa alarm-ku tidak berbunyi? Hmm, apakah aku lupa menyetelnya? Ah... aku sudah lupa.
Tak ada yang terjadi dengan handphone(malang)-ku. Sepi. Tak ada yang mempunyai urusan denganku. Benar-benar pagi yang indah dan tenang...
Kepalaku menengadah, menatap langit-langit kamar. Apa schedule untuk hari ini? Eits, tunggu. Hari apa ini? Hari Senin kah? Astaga, terlalu banyak hal yang harus dilakukan setiap hari senin datang. Aku ingin membiarkan hal-hal tersebut pergi dari pikiranku untuk sesaat.
Mereka pergi. Pikiranku sedang kosong. Aku mengingat akhir pekanku kemarin. Hari Minggu yang benar-benar hari Minggu. Aku menghabiskan seluruh waktuku bersama keluarga. Sarapan di tengah dera tawa mereka yang sungguh menenangkan. Pergi bersepeda bersama Ayah dan adikku. Meembeli tiga buah kaos dengan model dan tulisan yang sama namun dengan warna yang berbeda. Adikku membeli sebuah celengan berbentuk tabung dengan desain unik dan pastinya murah hahaha. Siangnya membantu ibu mempersiapkan makan siang spesial. Tidur siang. Dan sorenya bersepeda lagi tapi hanya dengan adik tercinta membawa kamera kami untuk memotret sesuatu yang indah. Kami berencana akan mengabadikan matahari terbenam diantara sawah-sawah yang membentang di sekeliling desa kami. Semburat cahayanya yang super indah membuatku berdecak kagum. Bgaimana bisa warna orange dan ungu berkolaborasi membentuk sebuah perpaduan yang cantik? Malamnya, aku kembali ke rutinitasku. Belajar. Bukannya memang itu tugasku? Tapi aku memang masih harus bertanya juga. Setelah lelah berkutat dengan benda-benda asing itu (baca: logaritma, vektor, dkk.) aku kembali menuju ruang tengah (masih dengan membawa buku). Ternyata Ayah dan Ibu sedang menonton sebuah konser salah satu penyanyi favoritku di TV. Sedikit kesal sebenarnya karena aku tidak diberitahu. Tapi pada akhirnya, aku tetap bergabung bersama mereka.
Sungguh, kemarin adalah hari yang hangat. Semenjak aku hidup di dunia ini, aku jarang melakukan hal-hal indah tersebut. Hari-hariku disibukkan dengan berbagai macam kegiatan yang sungguh menguras tenaga.Tapi aku bahagia. Aku selalu bahagia bersama orang-orang yang aku cintai di sekitarku.
Tapi, adakah kalian tahu bahwa kemarin lusa telah terjadi peristiwa yang membuatku down? Sebuah peristiwa yang sama sekali tidak aku harapkan dan jangan sampai terjadi ternyata terjadi juga.
Dia sudah pergi.
Dia sudah tidak ada.
Dia ada, tapi dia tidak ada.
Dia semu.

Akankah dia berubah menjadi nyata lagi?
Atau akan tetap mebiarkanku beringsut di sudut mematikan ini?
Sedang apa dia disana?
Apa yang saat itu ia pikirkan hingga mampu merubahku menjadi seperti ini?

Aku marah.
Aku sendiri.
Aku harus menang.
Aku pasti bisa!

Api jangan dilawan dengan api.
Mari kita lawan dengan air.
Buktikan bahwa wanita tidak selalu rapuh!
Wanita itu kuat!

Namun, ada kalanya kita harus keluar dari zona nyaman.
Kita harus merasakah sebuah ketidaknyamanan.
Kalian tahu? Itulah yang membuat manusia itu manusia.

Hai kamu para perempuan kuat!
Tetaplah berdiri!
Tetaplah tersenyum!
Sekalipun kalian keluar dari zona nyaman.

Keluar dari zona nyaman bukanlah suatu masalah,
melainkan suatu ANUGRAH



22 September 2011

Ikhlas

Ikhlas itu bukan hanya ikhlas memberi.
Ikhlas itu bukan hanya pura-pura.
Ikhlas itu bukan hanya tentang ikhlas.

Iklas itu....
Harus terpatri dalam diri kita.
Harus ada di setiap langkah kita.
Harus selalu dilakukan di setiap heembusan nafas.

"Lakukan semuanya dengan ikhlas, maka kamu akan bahagia"
Ikhlas karena Allah.
Cobalah menjalankan sesuatunya dengan mengingat Allah maka kamu akan bahagia :)

Aku sudah mulai menerapkannya dalam kehidupanku, Seiring dengan kehidupan SMA yang begitu mengikat namun menyenangkan, kurasa aku wajib menerapkan prinsip ini.
Dan kini mulai ku sadari, prinsip ini sangatlah berguna. Ayunan setiap langkahku terasa lebih ringan walaupun raga ini disandang beban yang begitu berat. Kita memang bukanlah manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Tapi kalau kita mencoba untuk menjadi hamba Allah yang lebih baik di setiap harinya itu adalah hal baik.
Ikhlas itu membuat hati ringan. Percayalah. Misalnya, kamu terpaksa masuk ke sebuah komunitas yang tidak kamu sukai. Cobalah cari sisi positif dari masuknya kamu ke komunitas itu. Maka, hati kamu akan lebih ringan dan tenang.
Lakukam semua karena Allah, insyaAllah hidup kita akan selalku tenang.

:)

17 September 2011

Hargailah Sebuah Proses

Sudah sebulan aku menjadi bagian dari keluarga ini. Kalian tahu? Banyak sekali yang sudah aku dapat dari keluarga ini. Bahkan, terlalu banyak. Aku hampir tidak bisa menyebutkannya satu per satu.
Keluarga ini telah membuatku tersenyum setiap hari bahkan tertawa. Bertemu orang-orang baru setiap hatinya dan saling berusaha mendekatkan diri. Tapi tak jarang pula mereka membuatku kecewa. Kecewadalam arti yang belum terlalu parah kok. Doakan saya supaya bisa survive disini begitu juga dengan teman-teman yang lain.
Setiap membicarakan keluarga, aku jadi ingat kalimat Selamat Datang saat pelantikan. "Mari kawan-kawan, kita sambut keluarga baru kita." Begitulah kalimatnya. Diiringi Adzan Maghrib yang membahana syahdu kami menangis di Lapangan Tengah. Kami merangkul satu sama lain, saling menyebarkan kebahagiaan yang luar biasa itu. Subhanallah andai saat itu bisa terulang lagi :')
Terimakasih kepada kakak-kakakku yang telah sabar mendidik kami. InsyaAllah kami tidak akan lupa semua jasa dari kakak-kakak.
Mereka benar, bahwa hidup di tempat ini tidak akan bisa santai. Kami bagaikan dikejar oleh waktu. Sang Kegiatan dituntut unuk diselesaikan satu per satu secara runtut. Hingga aku sendiri membuat sebuah agenda harian. Membuat sebuah agenda harian. Harap dicatat. Soalnya ini hal teraneh sepanjang masa -_-
Disini juga banyak berseliweran ikhwan-ikhwan #tsaaaah yang uhuy banget (????) #skip *istighfar*
Rumah kami mempunyai halaman yang sangat-sper-very-ekstra-nyaman. Banyak pohon-pohon tinggi yang tumbuh. Jadi kalau upacara nggak panas ;;) Ruangan kelasnya juga nyaman. Dan setiap jam pasti moving/pindah tempat. Nahhhhh, saat itu kan bisa ketemu gebetan atau ngeliat atau curi-curi pandang laaaaah #quotessinglebukanjomblo
Disini itu antara kakak dengan adik tidak ada jarak. Semua saling bersatu utuk membentuk sebuah keluarga yang padu. Walaupun kami bersal dari bebagai macam kalangan dan golongan tapi kami tetap menghormati satu sama lain.
Yang bikin kesel plus setres plus galau plus males adalah pelajarannya! Kalian mau tau pelajaran SMA kayak apa? Kayang gini nih -----> %^%(^$%#$%@^%&. Bisa dibacanggak? Enggak kan? Makanya, pelajaran SMA tuh abstrak, sulit dipahami dan memusingkan*.* Ya mungkin, suatu saat aku nggak akan merasa seperti ini lagi sih, tapi untuk sekarang, iya adalah jawaban yang tepat.
Tugasnya juga! MasyaAllah tugasnyaaaaaaa bikin pusying. Harus dicicil. Padahal SMP aku nggak pernah nyicil tugas-_- perubahan yang sangat signifikan.
Disini juga kami berusaha merubah pribadi masing-masing menjadi lebih baikdan lebih dewasa. Kami tahu, beberapa diantara kami itu belum dewasa dan belum berkepribadian baik. Termasuk saya. Makanya, mari kita sama-sama berusaha disini untuk mecapai semua cita-cita yang ingin dicapai. InsyaAllah, ketika kita keluar dari Rumah ini kita akan menjadi 'orang' amin :)

"There's no elevator to success. You have to take the stairs" -@MencobaBelajar

Let's discover ourselves. Being extraordinary is an important thing, yet being yourself are the most important thing and that's the hard one. But if we think we can, we will reach it.

xxx