11 October 2011

Usang

Usang.
Album tua itu teronngoh manis di sudut rak yang berdebu. Entah sudah berapa lama ia tidak dibersihkan.
Tangan-tangan kecil kami berusaha mengeluarkannya dari ruangan sempit yang berdebu itu.
Nafasku tertahan. Hatiku bergejolak.
Apa ini?
Aku mersakan sebuah getaran di dalam hati. Pertanda apa ini?
Album usang itu perlahan terbuka.
Menebarkan debu-debu tebal dan mengeluarkan bau perkamen tua. Warna kekuningan kertasnya seolah menggambarkan harga kenangan-kenangan yang tersimpan.
Seluruh tubuhku bergetar. Aku mendadak pusing.
Semuanya berkelebat di kepalaku.
Hebat. Hanya dengan beberapa lembar dari sebuah album jompo aku menemukan mereka kembali.
Aku menemukan semua kenangan yang telah terkubur dalam.
Sia-siakah usahaku selama ini?
Tidak.
Aku punya mereka di masa lalu.
Mereka yang membuatku menjadi seperti sekarang.
Mereka yang telah mewarnai hari-hariku.
Mereka yang selalu membuatku merasa ada dan berharga.
Mereka yang selalu membuatku merasa beruntung.
Mereka yang selalu memahamiku.

-

Akhirnya, kuberanikan diri untuk menyentuhnya.
Kuraba satu per satu wajah mereka.
Aku merasakah senyuman mereka. Aku merasa ada.

-

Apakah ini hanya sebuah perasaan usang yang tak lekang oleh waktu?
Entahlah.
Apakah usang berarti jelek?
Entahlah.
Apakah usangnya sebuah kehidupan masih mampu menghasilkan sebuah harapan?
Masih.
Seorang usang mampu menjadi bersih kembali jika ia mau berusaha untuk berubah. Membersihkan dirinya sendiri.
Balik ke bentuk aslinya.
Bersih.

No comments:

Post a Comment