31 October 2011

Hai!

Assalamualaikum, bloggers^^
Terlalu banyak yang ingin aku tulis. Hmm, aku bingung harus memulainya darimana...

Oke, jadi pada suatu sore aku merasa bosan. Lalu aku mengambil motorku yang teronngok pasrah itu. Ternyata dia memang benar-benar sedang tidak niat hidup. Aku terus berusaha menghidupkannya. Dan akhirnya!!!! Dia tetap gabisa nyala #epicfail.
Lalu aku memanggil ibuku "Buuuu, motornya gabisa nyala!" ibuku lari tergopoh-gopoh ke luar rumah. Lalu beliau berusaha menghidupkan si-tua-yang-hampir-pensiun ini. Maih tidak bisa hidup! Sungguh tragis......
Akhirnya, ibuku memanggil satpam. Dan, voila! Mesinnya bekerja! *kemudian teringat Burung Bul-Bul* *kemudian ingin pentas lagi*
Entah apa yang berkecamuk dalam hati & pikiranku saat itu. Namun sungguh aku gondok luar biasa. Aku jenuh, lelah, bosan. Aku ingin menghirup udara sore yang bebas tanpa ada satupun beban yang terus menghantui hari-hariku layaknya SMP dulu. Aku ingin lepas seperti burung yang terbang di angkasa luas. Terus terbang tanpa dihantui oleh tanggung jawab...
Aku mencoba menenangkat hati & pikiran yang sedang kacau itu. Sholat mungkin jalan terbaik. Tapi ternyata setelah sholat pun hati & perasaanku tak kunjung membaik. "Nis, itu motornya udah bisa dipake," aku terdiam. Ibuku duduk di sofa menunggu respon dariku. "Ngaak jadi aja gimana, Bu?" ibuku marah. Ibuku kecewa. "Kamu tuh udah diusahain biar motornya nyala. Biar kamunya senang malah gitu," seketika air mataku jatuh membanjiri pipi.
"Aku cuma bosan, Bu. Bosan dengan segala rutinitas ini. Sejak pertama masuk SMA aku belum pernah jalan-jalan kecuali saat lebaran. Ninis ingin keluar menghirup udah bebas sejenak. Melupakan segala tugas & tanggung jawab yang ada sejenak," akhirnya semua keluar begitu saja dari bibirku. Semua meluncur dengan lancar tapi tidak jelas karena semua perkataanku itu diselingi dengan isakan hebat. Aku merasa beban ini sudah begitu berat. Aku sudah tidak kuat menanggungnya sendiri. Aku sudah tidak mampu membuat senyum dan tawa palsu. Aku sudah hampir melupakan apa arti kebahagiaan yang sesungguhnya. Kehidupanku berjalan begitu saja tanpa ada satupun makna yang tersisa dari hari-hari yang terlewati. Time flies so fast.
Aku terus memohon ampun kepada beliau. "Nggak papa, tapi ibu cuma merasa kehilangan. Mana kamu yang dulu yang terbuka, ceria, dan selalu senang?" Subhanallah akhirnya kalimat ini keluar juga. Ternyata benar, aku berubah sejelas itu. Bahkan, ibuku merasakannya. Tangisanku semakin kencang. Aku telah berubah dan sungguh aku ingin kembali ke aku yang dulu. Saat duniaku nyata dan tidak penuh dengan kepura-puraan seperti sekarang.
Tapi akhirnya kini aku mengerti. Sore itu Allah telah mengetuk pintu hatiku. Allah telah membukakan jalan untukku memperbaiki diri. Allah telah membuktikan kepadaku bahwa sebesar itulah cinta seorang ibu kepada anaknya. Terimakasih ya Allah. Sungguh, aku berjanji aku akan berubah menjadi ninis yang lama lagi.

Itu ceritaku, bagaimana ceritamu?

Hey, bagi para siswa kelas X! Aku tahu beberapa diantara kalian mengalami masalah yang hampir sama dengan diriku. Mari cepat jari jalan keluarnya. Berbicara adalah kunci utama. Tetap semangat ya menjalani sebuah zona baru yang sungguh jauh dari expetasi kita selama ini. Kata orang, kehidupan SMA itu indah. Mungkin kalimat itu menimbulkan tanda tanya besar bagi kita. Tapi itu kan sekarang, mudah-mudahan sebualnlagi kita bisa merasakan keindahan yang sesungguhnya. Amin.

Salam hangat,
Ninis Prabaswari

No comments:

Post a Comment